Syeikh Abdul Halim Mahmud dan kontribusinya ke al-Azhar
Oleh : Aditya Andika,
رب
ارحمهما كما ربياني صغيرا”,
doa yang selalu diucapkan Syeikh Abdul Halim
ketika mengenang kedua orangtuanya. Merekalah yang sangat berjasa mendidiknya
hingga menjadi ulama besar. Seorang sufi, mengenal baik disiplin-disiplin ilmu
barat maupun timur, filsuf terkenal. Bapaknya bernama Syeikh Mahmud ali seorang
alim, harapan belajarnya di al-Azhar berhenti ketika bapaknya Syeikh ali wafat,
dan sebagai anak paling besar, dia harus menerusi perjalanan bapaknya menafkahi
keluarganya dan adik-adiknya,
Abu Ahmad, desanya yang sekarang
bernama Assalam ( sebelah timur kota Bilbis,
Zaqaziq )adalah tempat dimana Syeikh Abdul Halim Mahmud dilahirkan, nama Abu Ahmad
disandarkan kepada kakenya, sebagai orang pertama yang membangun desa itu.
Lahir pada bulan mei 1910, Syeikh Abdul Halim Mahmud dilahirkan dalam suasan penuh
cinta dan kasih sayang, sebab mempunyai
nasab Husein bin ‘ali seorang ahlu bait yang mana Allah merahmatinya,
harum namanya semerbak baunya.
Tepatnya pada tahun 1923 Setelah lulus
dari sekolah dasar dan berbarengan dengan hatam hafalan al-Quran, bapaknya
mengirimnya ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya di al-Azhar, pada waktu
itu al-Azhar antara masjid dan lembaga pendidikannya memiliki ikatan yang sangat erat, begitu juga
masjid-masjid lain.
Setelah 2 tahun bergelut dengan ilmu-ilmu
al-Quran, hadis dan fiqh di masjid al-azhar, dibangunlah sekolah al-Azhar di
daerah Zaqaziq, melihat kedekatannya dengan asuhan kedua orang tuanya maka Syeikh
Abdul Halim Mahmud dipindahkan oleh bapaknya disitu. Pada saat itu beliau
menginjak sekolah I’dadi tahun ketiga, setelah lulusnya dari sekolah I’dadi,
beliau meneruskan ke Tsanawiyah hingga ujian akhir tahun datang. Ujian harus ditempuh 2 tingkat, tingkat
pertama pada saat itu tidak ada yang lulus kecuali beliau, akhirnya meneruskan
ke ujian tingkat 2 yaitu ujian nahwu sharaf, akhirnya beliau menghafal alfiah karangan
Ibnu Malik sampai datang hari ujian dan menjawabnya dengan sangat mudah, dan
lulus. Setelah mendapatkan ijazah tsanawiyah, beliau kembali ke masjid
al-Azhar untuk meneruskan pendidikannya dan berguru kepada para masyayikh.
Pada saat itu al-Azhar masih
belum memiliki perkuliahan yang khusus seperti apa yang kita lihat dewasa ini.
Al-Azhar yang berdiri tegak menjaga agama asal-usulnya dan syariahnya serta
menyebarkan risalah agama dengan metodenya dan dengan cara perdamaian. Salah
satu guru yang mendominasi dalam gerakan berfikir adalah Syeikh Musthafa Abdu
ar-Razziq, dan membuat 3 kerangka penting dalam pemikirannya, yaitu: logika
muslimin adalah ushul fiqh, logika Aresto tidak memiliki manfaat, terlalu
banyak berdebat adalah suatu yang hal yang tidak ada habisnya.
Setalah beberapa tahun berguru
dengan para masyayikh di masjid al-Azhar akhirnya beliau mendapatkan syahadah
al-alamiyah dan membuat bapaknya sangat bangga karena anaknya adalah yang
paling muda dari teman-temannya yang mendapatkan syahadah al-alamiyah. Bapaknya
juga sangat bangga kepada anaknya karena bisa mencapai cita-cita bapaknya yang
ingin menjadi pengajar di masjid al-Azhar,begitu juga bangga dengan anaknya
karena lulus dengan baik.
Setelah mendapatkan syahadah
al-alamiyah bapaknya mengirimnya ke perancis untuk meneruskan
pendidikannya, pendidikan yang akan ditempuh beliau adalah mengenai pandangan
orang barat terhadap Islam melewati ilmu sosiolagi, psikologi, filsafat, dan
perbedaan agama.
Oktober 1932, Syeikh Abdul Halim Mahmud
menginjakkan kaki kali pertamanya di Perancis, Kesan pertama beliau terhadap
masyarakat perancis saat itu adalah tentang kebersihan dan kesemangatannya
dalam melakukan apapun, sejak saat itu beliau ingin menerapkannya terhadap umat
muslim khususnya Mesir.
Dua hal yang diingat beliau
adalah gaya hidup masyarakat yang kontradiksi dengan ajaran Islam dan sebagian
suasana paris yang pada saat itu banyak yang memeluk Islam. Kendalanya ternyata
tidak hanya dalam kondisi gaya hidup yang kontradiksi, dalam perkuliahannya Syeikh
Abdul Halim sangat terkejut ketika
mendapatkan kediktatoran para dosennya mengenai Islam, mereka meyakinkan
kepada para mahasiswanya suatu hal yang masih belum pasti menjadi suatu hal
yang sangat yakin. Lebih ironisnya lagi adalah mereka para dosen tidak
memberikan kesempatan kepada para mahasiswanya untuk berdiskusi yang seharusnya
dilakukan para dosen di perkuliahan, sehingga paham yang salah mengenai Islam
tersebar, akan tetapi Syeikh Abdul Halim Mahmud menganggapnya sebagai suatu
adaptasi yang harus dihadapi dan meneruskan pendidikannya sampai mendapatkan
lisensi dari universitas.
Tersebarnya berita bahwa ada
seorang Azhari yang sangat bersemangat dalam mengejar pendidikannya di paris,
di tahun 1938 al-Azhar langsung membuat diplomasi resmi dengan pemerintah untuk
membangun misi al-Azhar di paris, mengetahui itu, Syeikh Abdul Halim Mahmud
berkeinginan meneruskan pendidikan doktornya di paris. 2 tahun menggeluti
doktornya, akhirnya pada tanggal 8 juni 1940 beliau menyelesaikan doktornya
dengan judul tesis “al-Haris bin Mahasabi” dalam tasawufnya dan
mendapatkan predikat syaraf serta diterbitkannya di perancis dalam
bahasa perancis.
Kontribusi ke al-Azhar
Setelah menyelesaikan amanatnya
di departemen perwakafan, Syeikh Abdul Halim Mahmud bisa membangun 1500 masjid
yang layak, memberikan ribuan halaqah untuk menghafal al-Quran, membangun
seribu kelas pendidikan, dan menciptakan setiap masjid memiliki perpustakaan, dan
yang lebih mengesankannya lagi yaitu beliau membangun semua itu selama satu
tahun, akhirnya pada tahun 1973 bulan April beliau diangkat menjadi grand Syeikh
al-Azhar.
Jalan pertama yang
dilakukannya adalah memberikan wasiat kepada masyarakatnya untuk memperbanyak
memohon ampunan dan mendekatkan diri kepada sang pencipta, serta memberikan
peringatan untuk bersiap-siap memerdekakan Negara dari segala hal yang menjajah.
Karena sesungguhnya al-Azhar memerangi perancis, inggris dan yahudi, berangkat
dari itu, beliau mengajak orang-orang yang berkecimpungan di al-Azhar untuk
mengembalikan posisi al-Azhar dan para masyayikhnya, maka dari
itu beliau mengeluarkan undang-undang Negara nomer 1098 tahun 1974 untuk merapihkan
kepengurusan al-Azhar,
Setelah menyelesaikan
kepengurusan al-Azhar, target berikutnya adalah menciptakan sekolah-sekolah
al-Azhar. Dilatar belakangi dengan keilmuan islam yang kurang memadai pada
masyarakat muslimin Mesir pada saat itu, dan dengan dukungan dari majma
al-buhuts al-islamiyah begitu juga dengan keganjalan yang terjadi dalam
sistem pendidikan jamiah, maka Syeikh Abdul Halim Mahmud mendirikan
sekolah-sekolah al-Azhar yang terdiri dari sekolah menghafal al-Quran, sekolah ibtidaiyah
(sekolah dasar), sekolah I’dadiyah (menengah pertama), sekolah tsanawiyah
(menengah atas), sekolah askariyah (militer), sekolah guru dan sekolah
anak putri.
Untuk membangun semua itu beliau
mengedepankan tawakal setelah membuat
rencana dan mencari dananya, dan keistimewahannya lagi yaitu beliau tidak hanya
merencanakannya dengan orang-orang yang berkecimpung dengan al-Azhar akan
tetapi memusyawarahkannya dengan yang lain yang lebih berpengalaman dalam hal
itu dan juga bertanya-tanya dengan para guru dan para sesepuhnya. sampai orang
orang yang berkecimpung dalam hal itu menggapnya tidak bertanggung jawab atas
apa yang sudah direncanakannya, padahal beliau merencakannya dengan sangat
teliti, ketika beliau memberikan apa yang dirancang seketika itu orang-orang
yang berkecimpung dalam hal itu langsung kaget dengan rencananya yang sangat
matang, begitulah Syeikh Abdul Halim melakukannya yang ia teguhkan adalah keiklasannya
yang sangat agung.
Melihat pada saat itu Israel mencetak
al-Quran untuk dirubah dengan penyelewengan dan penyimpangan, begitu juga
dengan hasil muktamar majma albuhus al-Islamiyah untuk mencetak al-Quran
dan menjaga al-Quran dengan rasmul usmani, maka di tahun kepengurusannya
tepatnya pada tahun 1976 dicetaklah mushaf al-Azhar dengan rasmul utsmani,
tidak berhenti disitu pada musim panas tahun 1964, Syeikh Abdul Halim Mahmud
juga membuat radio alquran yang dengan perantara ini, pesan Islam bisa
tersampaikan kepada umat muslim dan dengan tujuan memperbaiki kehidupan umat
muslim.
Setelah memberi dedikasinya
kepada al-Quran, tahapan berikutnya sebagai grand Syeikh al-Azhar yaitu meng-implementasikan
hukum syariah Islamiyah. Tahap pertama adalah pengkodifasian al-Azhar dan
memberikannya kepada yang berwenang ke Negara, setelah itu barulah terwujud
hukum hudud dan menyerahkannya kepada masyarakat. Tidak hanya
mengkodifikasi hukum hudud saja, Syeikh Abdul Halim Mahmud juga mengatur
undang-undang perdata dengan secara mendetail dan berasaskan al-Quran dan
sunnah nabi.
Setelah menyelasaikan pentertiban
kepengurusan al-Azhar, pembangunan sekolah-sekolah al-Azhar, mencetak mushaf
al-Azhar dan membuat radio al-Quran serta pengkodifasian hukum syariah Syeikh Abdul
Halim Mahmud memperluas kuliah universitas al-Azhar. Untuk mengimplementasi
rencananya yang ingin menjadikan penduduk muslim Mesir pandai dalam ilmu dan
kuat dalam iman, maka beliau memperluas fakultas di provinsi; kuliah da’wah di
tonto, kairo dan manufiah, kuliah ushuluddin di mansurah, fayyum, suhaaja;
fakultas syariah di tonto, tohtaa, suhaaja, bani suef, zaqaziq; fakultas ilmu
pengetahuan informasi dan tarbiyah di manufiah; fakultas kedokteran di bani
suef. Begitu juga beliau membangun kuliah ilmu pasti dan kuliah khusus al-Quran
dan ilmunya. Selain perluasan fakultas yang dikhususkan untuk laki-laki, Syeikh
Abdul Halim Mahmud juga memperluas fakultas khusus untuk perempuan seperti
fakultas kedokteran, perdagangan, studi keIslaman dan kearaban, studi tentang
kemanusiaan ( humaniora ), da’wah.
Setelah menyelesaikan perluasan
fakultas di berbagai provinsi, Syeikh Abdul Halim Mahmud membangun pengembangan
karakter disetiap masyarakat muslim Mesir. Selain dengan perantara lembaga
pendidikan yang telah dibangunnya, baik ketika beliau menjabat sebagai
departemen perwakafan maupun ketika beliau menjadi grand Syeikh al-azhar,
beliau juga mendirikan televisi al-Azhar yang sangat produktif menyampaikan
pesan pesan Islam kepada masyarakat selain radio, begitu juga dengan da’wahnya
yang langsung diberikan kepada masyarakat melewati tulisannya dan lisannya,
memberikan tausiah di universitas, sekolah-sekolah dan masjid, beliau
juga tidak jarang mengisi majelis di televisi dan radio.
Akhir dedikasinya kepada
masyarakat muslimin adalah pendirian pergerakan-pergerakan yang dipimpin
langsung oleh Syeikh Abdul Halim Mahmud, pergerakan pertama adalah pergerakan
memerdekakan tanah yang dikuasi oleh musuh Islam, akademi militernya yang dari dulu disiapkan
dikunjunginya pada saat itu, tidak hanya mereka yang sekolah di akedemi militer
untuk memberikan jihadnya melawan musuh dari segi kekuaatan berperang, akan
tetapi beliau meminta semua masyarakat muslimin arab untuk berjihad dengan
berperang atau dengan finansial, maka pada tahun 1967 kembalilah tanah-tanah
yang dikuasai oleh Israel, beliau juga mengembalikan baitul maqdis sebagai
tanah muslimin arab serta mengembalikan hak-hak orang palestina.
Selain mngembalikan tanah-tanah
yang dikuasai Israel, Syeikh Abdul Halim Mahmud juga menentang besar-besaran
terhadap aliran komunisme dan aliran yang taasub kepada salibis, karena mereka
adalah musuh Islam yang harus dilawan, dengan kekuatannya menyebarkan
pesan-pesan Islam dan melawan musuh-musuh Islam maka Syeikh Abdul Halim Mahmud
sudah melaksanakan kewajibannya sebagai grand Syeikh al-Azhar dengan baik dan
sempurna.
Dengan kekuatannya dan jihadnya
beliau menghidupkan kembali sunat nabi kedalam tubuh muslimin, mengembalikan
al-Azhar kepengurusannya dan menjadi lebih baik, mendirikan lembaga-lembaga
pendidikan keagamaan dan kemiliteran, pengkodifikasian undang-undang, mencetak
al-Quran dengan menjaga rosmul usmani, menjaga Islam dari segala hal
yang bertentangan berlawanan, mengembalikan Baitul Maqdis dan berpergian
ke setiap Negara-negara Islam untuk membangun kekuatan Islam dan kembali kepada
al-Quran dan Hadis, maka selesailah amanatnya sebagai grand Syeikh Alazhar
dengan keridlaan dari Allah dan kepemimipinanya berakhir dan pada tanggal 17
oktober tahun 1978 beliau wafat, maka beliau sebaik-baiknya manusia karena
telah memberikan manfaat yang sangat banyak kepada muslimin.
Komentar
Posting Komentar